
Saat Pasca Banjir Bandang Melanda Daerah Kota Langsa, Disinyalir Di Sedot Oleh Pekerja.

Aceh |gabungnyawartawanindonesia. co.id.- Dugaan perusahaan milik telkom langsa, yang berlokasi tepatnya. Di desa gampong blang pase kecamatan langsa kota kota langsa-aceh, tidak adanya menyediakan (memiliki) stok BBM jenis solar. Sehingga alat mesin genset untuk pemancar tower pemancar telkomsel, tidak bisa di operasikan.
Saat bencana pasca banjir bandang melanda daerah kota langsa, disinyalir pula di sedot oleh pekerja. Sehingga terjadi padamnya arus listrik untuk tiang tower induk telkomsel, dan jaringan internet jadi mati. Yang lebih ironisnya lagi, sewaktu bencana pasta banjir bandang melanda daerah kota langsa itu, pihak perusahaan telkom cabang langsa tersebut. Tanpa adanya memiliki solusi yang pasti, terkesan terjadi pembiaran. Padamnya jaringan internet di tower induk telkom cabang di seluruh kota langsa, hal ini juga. Menimbulkan terus memicu kemarahan masyarakat, atau pun pelanggan pengguna jaringan telkomsel daerah kota langsa.
Pihak dari aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) bungoeng lam jaroe aceh di kota langsa itu, oleh bung “zulfadli s sos i mm” menyikapi dengan sistem kinerja pihak dari PT telkom cabang kota langsa tersebut. Selama saat bencana pasca banjir bandang itu, yang telah melanda serta merendami daerah kota langsa. Masyarakat kota langsa, sebagai pelanggan dan pengguna jasa telkomsel jaringan itu. Karena diduga adanya unsur kesengajaan, sampai-sampai BBM jenis solar. Untuk alat mesin genset tiang tower induk pemancar se-kota langsa jadi lumpuh total, pada saat itu.
Maka, bung “zul” pun menyikapi dan turut mengomentari melalui lewat media online ini. “Bahwa alasan kepala telkom cabang langsa itu, tidak dapat di terima secara tidak masuk akal. Alasannya, listrik mati di karenakan banjir di kota langsa. Dan baterai tiang tower pemancar induk jaringan telkomsel tersebut, hanya dapat bertahan selama 3 jam. Bukanlah alasan yang tidak valid itu, yang dia sebutkan kepada saya. Sewaktu saya berkomunikasi melalui lewat selular whatsapp milik anggotanya itu. Atas jawaban big bos pihak PT telkom cabang daerah kota langsa tersebut, pada dasarnya kami tidak dapat di bodohi dengan alibi seperti itu”. Cetusnya, bung “zul” dengan bernada geram. Kemarin, 1 desember 2025 sekitar pukul.10.35.wib.
Bung “zulfadli” juga, menambahkan komentarnya kembali. Dan juga menekankan, kepada pihak PT telkom cabang langsa itu, terutama big bosnya. “Bahwa perusahaan PT telkom cabang langsa itu, harus memiliki solusi untuk mengatasi masalah padamnya jaringan telkomsel di tiang tower induk daerah kota langsa, seperti menggunakan alat mesin genset. Agar dapat kembali beroperasinya tiang tower induk untuk memancarkan jaringan itu, yang menggunakan bahan bakar minyak solar. Dan posisi jarak gensetnya lebih tinggi dari permukaan banjir atau mencari alternatif lain.
Kami mendesak agar kepala PT telkom cabang langsa, yang kurang inisiatif ini. Agar dapat di gantikan saja, bila perlu di pecat saja dari jabatannya,” tegasnya bung “zul” paparkan kepada wartawan media ini pada saat itu juga.
Masyarakat kota langsa juga, yang namanya sebagai pelanggan dan pengguna jasa jaringan telkomsel daerah cabang langsa. Berharap agar perusahaan PT telkom, dapat segera menyelesaikan masalah ini. Dan memberikan pelayanan yang lebih baik, untuk masyarakat sebagai pelanggan serta jasa pengguna jaringan telkomsel daerah kota langsa. Masyarakat kota langsa juga, tidak perlu banyak alasan dan basa basi. Bukan dengan alasan menyalahkan pihak PT PLN, karena pemadaman listrik. Tetapi itu, dugaan kesalahan sistem manajement pihak PT telkom cabang langsa. Sebutnya, oleh bung “zul” paparkan kembali, mewakili masyarakat pelanggan daerah kota langsa.
(Pasukan Ghoib/Team LSM BLJ Aceh)
Reporter:
Perwakilan GWI Aceh














