http://Gwiindonesia.co.id ||
Tangerang, Kamis Malam 18 Desember 2025, Saung Kalong (Darus Syifa’ul Qolbi) tidak sekadar menjadi tempat singgah. Di bawah temaram lampu dan udara malam yang hangat oleh aroma kopi, ruang sederhana tersebut berubah menjadi titik temu antara aparat kepolisian, tokoh agama, dan masyarakat. Obrolan mengalir perlahan, tidak kaku, tidak berjarak seolah setiap yang hadir sedang duduk di satu lingkaran keluarga besar.
Dengan mengusung tema “Ngopi Kamtibmas”, kegiatan ini merupakan bagian dari program Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang kali ini dilaksanakan oleh Polsek Jatiuwung, yang berwilayah hukum di Polres Metro Tangerang Kota. Dalam kesempatan tersebut, Aiptu Ade Rochman hadir mewakili Polsek Jatiuwung untuk menyapa langsung masyarakat melalui pendekatan yang humanis dan bersahaja.
Saung Kalong yang dipimpin oleh Ustadz Muslih atau yang akrab disapa Aa Uje, memang dikenal sebagai ruang dialog dan perenungan. Dengan Jargon khasnya, “Bukan Sekadar Ngopi,” terasa nyata malam itu. Cangkir-cangkir kopi yang tersaji bukan hanya pelepas penat, melainkan medium untuk membuka percakapan tentang keamanan lingkungan, kebersamaan, serta tanggung jawab sosial yang dipikul bersama.
Percakapan berlangsung tanpa sekat formalitas. Sesekali terdengar tawa ringan, sesekali pula diskusi menghangat ketika membahas persoalan kamtibmas di lingkungan sekitar. Kepolisian tidak datang sebagai penguasa, melainkan sebagai mitra, sementara masyarakat tidak diposisikan sebagai objek, tetapi sebagai subjek yang memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan khususnya keamanan lingkungan.
Dalam suasana yang akrab tersebut, pesan-pesan kamtibmas disampaikan dengan bahasa yang membumi. Pentingnya menjaga kondusivitas lingkungan, saling peduli antarwarga, serta membangun komunikasi yang baik antara masyarakat dan aparat menjadi benang merah diskusi. Semua disampaikan dengan cara yang ringan, namun sarat makna.
Ustadz Muslih atau Aa Uje dalam penyampaiannya menegaskan bahwa keamanan tidak bisa berdiri sendiri. Dalam pesannya, ia menyampaikan, “Saung Kalong ini kami niatkan sebagai tempat meneduhkan hati dan pikiran. Ketika aparat dan masyarakat bisa duduk bersama tanpa sekat, maka keamanan akan lahir dari kesadaran, bukan dari rasa takut. “Ia tumbuh dari kesadaran kolektif, dari kebiasaan saling menyapa, saling menjaga, dan saling mengingatkan. Menurutnya, forum seperti Ngopi Kamtibmas adalah wujud nyata bagaimana nilai-nilai keagamaan, sosial, dan kebangsaan dapat bertemu dalam satu meja sederhana”.
Sementara itu, Aiptu Ade Rochman selaku Bhabinkamtibmas Kecamatan Cibodas Polsek Jatiuwung sekaligus sebagai penginisiasi kegiatan Ngopi Kamtibmas di Saung Kalong menegaskan bahwa forum seperti ini lahir dari kebutuhan untuk menghadirkan negara secara nyata di tengah masyarakat. Dalam keterangannya, ia menyampaikan, “Ngopi Kamtibmas ini kami gagas sebagai ruang kebersamaan. Kami ingin masyarakat tidak sungkan berdiskusi, menyampaikan keluhan, ataupun berbagi pandangan soal keamanan lingkungan. Dengan duduk bersama seperti ini, potensi masalah bisa dicegah sejak awal.”
Ia menambahkan bahwa sinergi antara TNI, Polri, tokoh agama, dan masyarakat merupakan kunci utama dalam menciptakan situasi yang aman dan kondusif. “Keamanan bukan hanya tugas aparat. Ini tanggung jawab bersama. Ketika komunikasi terjalin baik, maka kepercayaan akan tumbuh, dan lingkungan pun menjadi lebih aman,” Tambah Aiptu Ade Rochman.
Malam semakin larut, namun suasana tetap hangat. Tidak ada jarak antara seragam dan sarung, antara aparat dan warga. Yang ada hanyalah kesadaran bersama bahwa keamanan dan ketertiban adalah hasil dari kebersamaan.
Melalui Ngopi Kamtibmas di Saung Kalong, pesan itu terasa jelas dan nyata. Bahwa menjaga lingkungan tidak selalu harus dimulai dari forum resmi atau ruang ber-AC, tetapi bisa lahir dari secangkir kopi, obrolan jujur, dan niat tulus untuk saling menjaga. Sejalan dengan semangat “Bukan Sekadar Ngopi,” kegiatan ini menjadi pengingat bahwa dialog sederhana mampu menumbuhkan rasa aman, damai, dan harmonis di tengah masyarakat.

















