Tangsel-gabungyawartawanindonesia.co.id
Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus menggencarkan program penghijauan dengan menanam pohon Tabebuia rosea (Tabebuia bunga pink dan putih), atau yang populer disebut “ *Sakura Indonesia.
di berbagai ruang terbuka hijau.
Saat ini, keindahan bunga Tabebuia tengah bermekaran di sepanjang jalur Maruga sejauh 1,2 kilometer. Meski belum ditanam merata di seluruh jalur, pesona Tabebuia yang bermekaran mampu mempercantik wajah kota dan sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan hidup yang kian tertekan akibat pesatnya pertumbuhan perkotaan.Jum’at.5/9/2025
Tabebuia merupakan tanaman hias asal Amerika Latin yang kini semakin populer di Indonesia.
Bunganya yang lebat dan indah menyerupai sakura Jepang. Pohon ini dapat berbunga dua hingga tiga kali dalam setahun, biasanya pada Juni–Juli, Agustus–September, bahkan terkadang pada Februari–Maret. Penanaman Tabebuia di Tangsel telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
“Penanaman Tabebuia tidak hanya mempercantik jalan dan taman, tetapi juga membantu menurunkan suhu, menyerap polusi udara, hingga menjaga keseimbangan tanah. Kehadiran pohon ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pemkot Tangsel untuk mewujudkan kota yang lebih hijau dan ramah lingkungan,” ujar Dr. Ir. Justiani, M.Sc, Ketua Umum Go Green Go Clean Indonesia, Kamis (4/9/2025).
Selain berfungsi sebagai peneduh alami, Tabebuia mampu menyerap karbon dioksida (CO₂) dan menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan masyarakat perkotaan. Manfaat ini memberi kontribusi besar terhadap peningkatan kualitas udara, terutama di wilayah padat kendaraan bermotor. Di sisi lain, akar Tabebuia yang kuat membantu menahan erosi sekaligus menjaga kelembapan tanah, sehingga mendukung konservasi lahan di daerah padat penduduk.
Keindahan Tabebuia yang bermekaran serentak kini menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Tangsel. Beberapa ruas jalan dan taman kota yang dipenuhi bunga Tabebuia mulai ramai dijadikan spot favorit berfoto, khususnya oleh kalangan anak muda. Fenomena ini ikut mendorong potensi pariwisata lokal dengan menghadirkan nuansa musim semi ala Jepang tanpa harus bepergian jauh.
Lebih dari sekadar keindahan, keberadaan Tabebuia juga memberi manfaat ekologis. Tajuk pohon yang rindang menjadi habitat alami bagi burung, sementara bunganya yang kaya nektar menjadi sumber makanan bagi serangga penyerbuk.
Dengan demikian, pohon ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perkotaan agar tetap ramah tidak hanya bagi manusia, tetapi juga satwa lain.
Meski di beberapa Negara kulit kayu Tabebuia dikenal dalam pengobatan tradisional dengan khasiat meningkatkan imunitas hingga bersifat antiinflamasi, Pemkot Tangsel menegaskan bahwa penanaman di wilayah ini difokuskan pada aspek penghijauan, estetika, dan keberlanjutan lingkungan.
Dengan berbagai keunggulannya,
Pemkot Tangsel optimistis program penanaman Tabebuia mampu menciptakan ruang terbuka hijau yang lebih berkualitas. Selain memperbaiki udara dan menekan suhu panas, kehadiran pohon ini diharapkan meningkatkan kenyamanan hidup masyarakat. Program ini sekaligus menjadi komitmen nyata pemerintah daerah dalam mewujudkan kota modern yang tetap harmonis dengan alam.
Penutup.
( Rls/Red )