GabungnyawartawanIndonesia.co.id. Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan jadi tiga lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja terbanyak jika dibandingkan data Agustus 2024. Penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian, akomodasi, dan industri pengolahan juga mengalami peningkatan dalam setahun terakhir dengan masing-masing 0,49 juta, 0,42, juta, dan 0,30 juta orang.
“Tiga lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. Sementara, tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan tenaga kerja terbanyak dalam satu tahun terakhir ini adalah lapangan usaha pertanian, kemudian akomodasi dan makan minum, serta lapangan usaha industri pengolahan,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/11/25).
Edy menjelaskan pada triwulan III tahun 2025, sebagian besar lapangan usaha tumbuh positif. Lapangan usaha yang memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
“Total share keempat lapangan usaha tersebut mencapai sekitar 65,02 persen dari PDB,” katanya.
Ia menerangkan lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa pendidikan yang tumbuh 10,59 persen. Ini didorong oleh dimulainya tahun ajaran baru dan peningkatan belanja fungsi pendidikan. Selain itu, lapangan usaha jasa perusahaan dan jasa lainnya juga tumbuh tinggi pada triwulan III tahun 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya secara berturut-turut sebesar 9,94 persen dan 9,92 persen.
“Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada triwulan III 2025, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu sebesar 1,13 persen,” ucap Edy.
Selanjutnya, lanjut Edy, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh lapangan usaha perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,72 persen, informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,63 persen, serta pertanian dengan sumber pertumbuhan 0,61 persen.
Ia menuturkan jika dilihat lebih rinci, industri pengolahan tumbuh didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri, di mana industri makanan dan minuman tumbuh 6,49 persen, utamanya didorong oleh peningkatan produksi untuk minyak mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan turunannya.
“Kemudian industri logam dasar tumbuh 18,62 persen, sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri untuk produk logam dasar, khususnya besi dan baja,” kata Edy.
“Kemudian industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh 11,65 persen, didorong oleh peningkatan produksi bahan dan barang kimia untuk memenuhi permintaan domestik dan permintaan luar negeri,” lanjutnya.
BPS pun mencatat peningkatan proporsi pekerja formal pada Agustus 2025 yang mencapai 42,20 persen dari total penduduk bekerja. Angka ini meningkat dari 42,05 persen pada Agustus 2024, menunjukkan perbaikan kualitas pasar tenaga kerja nasional ditengah perekonomian yang tumbuh solid.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2025 tercatat 4,85 persen, turun dari 4,91 persen pada Agustus 2024.
“Terjadi penurunan TPT, diikuti penurunan jumlah pengangguran terbuka menjadi 7,46 juta orang pada Agustus 2025”, kata Edy.
“Proporsi penduduk yang bekerja pada kegiatan formal mengalami peningkatan selama Agustus 2024-Agustus 2025, utamanya didorong oleh meningkatnya penduduk yang bekerja sebagai buruh, karyawan atau pegawai”, ucapnya.
(Welly/Red)

















