Ketol |gabungnyawartawanindonesia.co.id.- Pembangunan masjid baitul a’la, di kecamatan ketol. Kini jadi sorotan panas, dana ratusan juta rupiah. Disebut-sebut, sudah mengalir sejak tahun 2021. Tapi wujud masjid yang di janjikan, tak pernah terlihat jelas. Warga pun bertanya-tanya : kemana larinya uang itu?.
Dari data yang beredar, iuran ASN dan PGRI sejak tahun 2021 hingga 2024 terkumpul lebih dari Rp100 juta. Itu belum termasuk dugaan adanya dana lain yang nilainya jauh lebih besar. Namun, alih-alih berdiri megah, masjid itu justru mangkrak, hanya ada plesteran dinding seadanya.
Ironisnya, pungutan “suka rela” yang dijalankan bertahun-tahun justru menimbulkan kecurigaan. Banyak ASN mengaku tak berani berkomentar, karena ada tekanan struktural yang halus tapi nyata. Pola seperti ini, kerap dijadikan modus untuk menutupi praktik pemerasan berjubah agama.
Publik kini mendesak agar kasus ini, diusut tuntas. Aparat penegak hukum diminta mengaudit aliran dana hingga ke akar-akarnya, tidak boleh ada lagi dalih “menunggu kesepakatan” atau “biaya belum cukup” sementara uang sudah bertahun-tahun digali dari keringat ASN.
Jika terbukti ada permainan, maka ini jelas bukan sekadar salah urus. Melainkan dugaan korupsi, yang merampok nama rumah ibadah. Masjid dijadikan tameng, sementara uang umat menguap entah ke mana.
Warga ketol kini menanti keberanian aparat, apakah berani membongkar permainan ini. Atau malah ikut membiarkan bau busuk itu, terus menyesakkan hidung masyarakat.
Sementara itu, camat ketol. Yang di  konfirmasi belum merespon, untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.
(Jihandak Belang/Team Joy)

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Nyaris Sangat Berbau Busuk, Di Balik Dana Masjid Jami A’la : Uang Ratusan Juta Mengalir, Bangunan Tak Kunjung Selesai.

Reporter: Perwakilan GWI Aceh