Dumai,Riau-
Gabungnya wartawan indonesia.co.id
Dewan Pimpinan Cabang Lembaga Swadaya Masyarakat Monitor Aparatur Untuk Negara dan Golongan (DPC LSM MAUNG) bersama Laskar Hulubalang Melayu Bersatu (DPD LHMB) Kota Dumai Kota Dumai melaksanakan audiensi penting bersama General Manager PT Pelindo Cabang Dumai, Bapak Jonathan, beserta jajaran manajemen, pada Kamis (4/7). Audiensi yang berlangsung lancar dan kondusif ini menjadi ruang penyampaian kritik dan saran membangun terkait kondisi keamanan dan tata kelola di kawasan pelabuhan ferry Pelindo Dumai Provinsi Riau.
Panglima Muda LHMB Dumai, Wan Ade Syahputra, dalam pertemuan tersebut tampil tegas dan kritis menyoroti situasi keamanan di pelabuhan yang dinilainya memprihatinkan. Ia menyampaikan bahwa keberadaan agen-agen transportasi umum dan para kernet yang menunggu penumpang turun dari kapal ferry sering kali bertindak arogan, tanpa etika, serta mengabaikan norma-norma kesopanan yang seharusnya dijunjung tinggi di tanah Melayu.
“Citra dan marwah Kota Dumai rusak oleh tindakan-tindakan tak beretika ini. Dumai adalah kota Melayu, yang harus identik dengan sopan santun dan tata krama. Kita malu akan hal ini, dan PT Pelindo harus bertanggung jawab,” tegas Wan Ade.
Selain kritik, Panglima Muda LHMB juga memberikan sejumlah saran strategis, di antaranya adalah:
1. Pendataan agen transportasi secara resmi dan transparan,
2. Pemberian stiker resmi sebagai tanda legalitas dari Pelindo dan Dishub,
3. Pembuatan portal masuk pelabuhan dengan nuansa khas Melayu dan semboyan “Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung”,
4. Penerapan penggunaan baju Melayu setiap hari Jumat oleh agen dan kernet transportasi,
5. Dan pembangunan kios-kios resmi dekat area pelabuhan guna mengatur aktivitas masyarakat dengan lebih tertib.
Sementara itu, Ketua DPC LSM MAUNG Dumai, Agung Gumilang, S.A.P., turut menyuarakan keprihatinan serupa. Ia menekankan bahwa kondisi internal pelabuhan tidak hanya menjadi tanggung jawab PT Pelindo, tetapi seluruh pihak yang terlibat.
“Kita butuh pembenahan total. PT Pelindo, Dishub, BUMD, KSOP, hingga para agen transportasi harus punya komitmen bersama untuk menjaga marwah Kota Dumai. Keamanan harus diperketat. Jika ada oknum keamanan yang tidak bisa menjalankan tugas, kami minta untuk di-skors,” kata Agung.
Dalam kesempatan tersebut, GM PT Pelindo Dumai, Jonathan, menyampaikan apresiasi dan komitmen atas masukan yang diberikan. Ia menyatakan bahwa Pelindo membuka ruang dialog yang luas dan siap untuk segera menindaklanjuti poin-poin yang disampaikan dalam audiensi.
“Kami berterima kasih atas perhatian dan kepedulian DPD LHMB Dumai dan LSM MAUNG Dumai. Kritik dan solusi yang disampaikan akan menjadi catatan serius kami. Pelindo siap mengevaluasi dan mengeksekusi perbaikan secara bertahap, demi menjadikan pelabuhan sebagai wajah Kota Dumai yang tertib, beradab, dan membanggakan,” ujar Jonathan.
Audiensi ini ditutup dengan kesepakatan bahwa akan dilakukan pertemuan lanjutan yang melibatkan seluruh stakeholder terkait, guna memformulasikan langkah-langkah konkret dalam waktu dekat. Semua pihak sepakat bahwa Dumai harus dibangun bukan hanya dengan infrastruktur, tetapi juga dengan menjaga nilai dan marwah budaya Melayu yang menjadi jati diri kota ini.
Onay