BOYOLALI gabungnyawartawanindonesia.co.id
Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto mengingatkan anggotanya untuk bisa lebih adaptif dalam tren kejahatan modern, terutama peredaran narkoba yang semakin kompleks.
Imbauan itu diungkapnya dalam giat “Polres Boyolali Belajar Pencegahan Narkoba” di Aula Braha Merapi, Rabu (9/7/2025).
Giat ini sendiri diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan anggota dalam menghadapi ancaman narkoba.
“Saya berharap seluruh peserta tidak hanya hadir, tetapi benar-benar menyerap materi, berdiskusi aktif, dan mampu menindaklanjuti hasil pelatihan ini dengan langkah konkret di lapangan,” tegasnya.
Karena itu pula, Kapolres menginginkan kegiatan semacam ini, menjadi salah satu program rutin sebagai sarana pembelajaran dan peningkatan wawasan bagi seluruh anggota.
“Kegiatan Polres Boyolali Belajar ini adalah program rutin yang harus terus kita laksanakan. Ini merupakan sarana untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, yang nantinya akan diimplementasikan secara langsung oleh jajaran Polsek, khususnya unit Reskrim di seluruh wilayah hukum Polres Boyolali,” tegas Kapolres.
Sementara itu, sesi pemaparan materi, narasumber Farida Nur IIfa dari Divisi pencegahan BNNK Surakarta menjelaskan secara komprehensif tentang program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran Gelap Narkoba (PAGN) dalam rangka mendukung terwujudnya Indonesia bersinar.
Ia menekankan bahwa perang terhadap narkoba bukan hanya agenda pemerintah, tetapi juga tanggung jawab moral seluruh elemen bangsa.
“Hal ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto menuju Indonesia Emas 2054, di mana pemberantasan narkoba menjadi prioritas strategis nasional untuk menyelamatkan generasi muda sebagai harapan bangsa,” katanya.
Farida juga memaparkan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba berdasarkan Indonesia Drugs Report (IDR) 2025, serta hasil survei Indeks Kawasan Rawan Narkoba (IKRN) yang menunjukkan peningkatan penyebaran narkotika, khususnya di wilayah pemukiman dan lingkungan kerja.
Selain itu, Farida juga menyampaikan materi mencakup perkembangan New Psyhoactive Substances (NPS), tahapan penyalahgunaan berbasis lingkungan keluarga dan masyarakat.
Dijelaskan pula kriteria adiksi dan tingkat keparahan (severity), faktor-faktor penyebab ketergantungan, serta alur layanan rehabilitasi dan metode pemulihan pengguna narkotika.
Ia juga menyampaikan moral standing Kepala BNN RI, yakni sikap tegas terhadap jaringan pengedar dan sindikat narkoba, namun tetap humanis terhadap pengguna dengan pendekatan rehabilitatif.
“Materi ini diharapkan mampu memperkuat kemampuan personel dalam sikap profesional, cermat dan bijak dalam menangani kasus narkoba di tengah masyarakat,” harapnya.
Sedangkan narasumber kedua, Kasatres Narkoba Polres Boyolali, AKP Sugihantoro, menyampaikan bahwa pelatihan ini penting untuk memperkuat, daya tangkal personel terhadap segala bentuk penyalahgunaan dan peredaran narkoba di lingkungan masyarakat.
“Kami berharap seluruh anggota, khususnya di jajaran Polsek dan Satres Narkoba, dapat menjadi motor penggerak dalam edukasi penindakan. Pencegahan harus di mulai dari pemahaman yang kuat. Kita tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga pada upaya preventif dan pemberdayaan masyarakat,” ujar AKP Sugihantoro.
Dirinya juga menambahkan, Sinergi dengan lintas sektor dan peningkatan kompetensi anggota menjadi kunci dalam menghadapi ancaman narkoba yang semakin masif dan terorganisasi.
Sesi pelatihan berlangsung interaktif, diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab. Melalui kegiatan ini, Polres Boyolali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program nasional Indonesia bersinar (Bersih Narkoba) serta memperkuat sinergitas dalam upaya menyelamatkan generasi muda bangsa.
Armila