Pandeglang, Banten — gabungnyawartawanindonesia.co.id ll Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kutamekar, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, diduga tidak berjalan produktif setelah beredarnya surat audiensi yang dikeluarkan oleh Lembaga Bara Api Pandeglang pada 5 Desember 2025. Surat tersebut menyoroti dugaan penyimpangan terkait pengelolaan BUMDes dan program PKH di Desa Kutamekar.
Merespons polemik ini, Gabungnya Wartawan Indonesia (GWI) turut menyoroti dan mencoba melakukan konfirmasi kepada pihak terkait. Namun, ketua BUMDes maupun kepala desa tidak dapat dihubungi, baik melalui telepon maupun pesan WhatsApp.
Sementara itu, salah satu aparat desa yang enggan disebutkan namanya berhasil dimintai keterangan. Ia mengaku tidak mengetahui kondisi BUMDes pada tahun-tahun sebelumnya, namun menjelaskan bahwa pada tahun 2025 hanya mengetahui adanya unit usaha berupa jaringan Wi-Fi.
> “Saya tidak tahu soal BUMDes tahun sebelumnya. Tapi di 2025 setahu saya ada usaha jaringan Wi-Fi,” ujarnya singkat.
Padahal, secara umum BUMDes seharusnya memiliki struktur dan operasional yang jelas, meliputi:
Identitas dan legalitas (Perdes pendirian, NIB, dan dokumen hukum lain)
Visi dan misi untuk meningkatkan kesejahteraan serta kemandirian desa
Struktur pengurus seperti direktur, sekretaris, bendahara, dan kepala unit
Sumber modal yang bersumber dari Dana Desa, APBDes, tabungan masyarakat, hingga kerja sama pihak lain
Unit usaha produktif, seperti jasa, perdagangan, pengelolaan aset, atau sosial
Kemitraan dan pengembangan aset desa
Kinerja yang terukur, seperti peningkatan PAD dan penciptaan lapangan kerja
Sejumlah BUMDes di daerah lain berhasil mengembangkan unit usaha strategis, misalnya pengelolaan sampah, perdagangan desa, jasa keuangan, hingga investasi desa yang berkelanjutan. Karena itu, transparansi dan keberlanjutan program menjadi kunci agar BUMDes dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
Hingga berita ini diturunkan, kepala desa serta ketua BUMDes Kutamekar masih belum dapat dikonfirmasi terkait dugaan tidak produktifnya BUMDes dan isu penyimpangan yang beredar.
Redaksi: Eni

















