
Yang Diduga Menantang, Seorang Kepala Tukang Bersama Pihak Pelaksana Kontraktor, Sewaktu Wartawan Media Ini Dan Juga Beserta Pihak Pemerhati Sosial Publik Aceh, Melakukan Konfirmasi.

Dan Juga Tidak Sesuai Tertulis, Dalam Plang Papan Nama Kontrak Kerja, Dari Segi Nama Kegiatan, Dengan Kenyataan Di Lapangan.

Langsa Kota |gabungnyawartawanindonesia. co.id.- Terkait, pada sebelumnya sempat pernah telah terjadi. Dari segi pemberitaan miring secara publik itu, di beberapa media masa online itu. Berjudul, terkait pekerjaan proyek pembangunan pagar masjid raya (agung) di kecamatan langsa kota. Terkesan Pula, Dugaan Mogok Tidak Ada Lanjutan Pelaksanaan Pekerjaan Proyek. Aktivis LSM Bungoeng Lam Jaroe Aceh, Minta Dan Desak Polda Aceh.
Lakukan Lidik Serta Sidik, “Ada Apa Di Balik Mogoknya Pekerjaan Proyek Pembangunan Pagar Itu”. Dengan Menggunakan Dana Otsus Tahun 2025, Mencapai Milyaran Rupiah. Terbitan pada hari selasa 9 desember 2025, kemarin lalu.
Maka dari itu pula, pihak pemerhati sosial publik. Meminta kembali, dan desak pihak kepala kejaksaan tinggi (kajati) daerah provinsi aceh. Untuk segera melakukan pengusutan, pelaksanaan pembangunan pembangunan pagar masjid raya (agung). Yang berlokasi di jalan ahmad yani kecamatan langsa kota kota langsa.
Yang diduga terkesan menantang, ketika wartawan media ini. Sempat menemuinya, di lokasi proyek pembangunan pagar mesjid raya (agung) tersebut. Dari salah satu seorang, pihak pekerja buruh kasar. Yaitu, kepala tukang, yang dissbut-sebut sapaan panggilan “rasi” mantan datok (kepala desa) penghulu desa kampung paya raja kabupaten aceh tamaing-aceh.
Saat bertemu dengan “rasi” kepala tukang itu, wartawan media ini juga. Melakukan konfirmasi dengannya, yang pertama. Kenapa plang papan nama tidak di tampilkan secara publik, di permukaan umum. Dan yang kedua, kenapa jenis nama kegiatan di plang papan nama proyek itu. Tidak sesuai kenyataan, dan fakta di lapangan sewaktu sedang di kerjakan. Serta berikutnya, siapa orang dari pihak pelaksana rekanan kontraktor itu, yang mengerjakan proyek ini.
Tidak lama kemudian, kepala tukang itu. Yang disebut-sebut sapaan panggilan “rasi” tersebut. Langsung mengomentari dengan tidak masuk di akal, yang terdengar oleh wartawan media ini. “Kemarin itu, plang papan namanya, sudah kami tampilkan di depan pagar ini. Tetapi kami terhalang kerja, maka plang papan nama itu, kami pindahkan ke dalam areal dalam mesjid ini. Kalau tentang tulisan, di plang papan nama itu. Jenis kegiatannya, tidak sesuai, sesuai dengan profosal yang di ajukan. Dulu semasa dengan pembangunan mesjid darul falah ini, makanya. Di plang papan nama tersebut, di buatlah lanjutannya. Kalau orang dari pihak pelaksana kontraktornya ini, itu nama panggilannya adalah bima. Tapi kalau pihak media untuk terus menulismya, silahkan saja. Buat saja, apa lagi dari lsm. Silahkan saja, bagi kami tidak ada masalah itu”. Ujarnya “rasi, yang bernada menantang dan tidak takut dengan pihak hukum. Rabu 10/12/2025, sekitar pukul.1154.wib dini hari.
Menurut oleh bung “karo-karo”, sebagai pihak pengamat pemerhati sosial publik daerah aceh. Dengan tutur bahasanya, pihak kepala tukang disebut-sebut sapaan panggilan “rasi” itu. Dan dirinya juga mungkin mantan datok penghulu paya raja di kabupaten aceh tamiang, bung “karo-karo” juga terus menyimpulkan. Kita akan desak terus pihak kajati aceh, untuk lakukan lidik serta sidik. Bila perlu, “saya sebagai pihak pemerhati sosial publik. Akan melakukan secara gabungan, untuk melaporkan dengan sistem kinerja pelaksana proyek pembangunan pagar mesjid raya (agung) itu”. Tandasnya, memaparkan kepada wartawan media ini. Rabu 10/12025, sekitar pukul.15.29.wib.
(Pasukan Ghoib/Team Pemerhati Sosial Publik Aceh)
Reporter:
Perwakilan GWI Aceh














