Serang | gabungnyawartawanindonesia.co.id — Melanjutkan komitmen terhadap pemenuhan standar keamanan pangan yang ketat, PT Anugrah Zainab Abadi bersama CV. Anugrah Jaya Abadi resmi memasuki fase lanjutan proses sertifikasi dalam rangkaian program Menuju Dapur Sehat Berkualitas (MBG) atau Makam Bergizi Gratis. Kegiatan strategis ini digelar di Gedung BBPVP Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Jalan Raya Pandeglang KM.3, Serang, Banten.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Pasca Pelatihan Keamanan Pangan, PT. Anugrah Zainab Abadi dan CV. Anugrah Jaya Abadi Mantapkan Komitmen Sertifikasi Program MBG

Tahapan ini merupakan kelanjutan langsung dari pelatihan teknis keamanan pangan yang telah terselenggara dengan sukses pada pekan sebelumnya. Kedua perusahaan yang bergerak dalam layanan konsumsi publik tersebut menunjukkan konsistensi dan kesungguhan dalam menegakkan standar nasional yang mengedepankan prinsip higienitas, keamanan, serta keberterimaan halal dalam setiap lini produksi pangan.

Dua figur sentral, yakni Ibu Zainab Ibrahim, Direktur Utama PT. Anugrah Zainab Abadi, dan H. Murhaedi, S.Pd., M.Pd., pemimpin program pelatihan, secara aktif membimbing jalannya pelatihan dalam berbagai kelompok kerja. Struktur pelatihan dibagi secara terencana: Zainab Ibrahim menangani dua kelompok di Ruang 226 dan satu kelompok di Ruang 233, sedangkan H. Murhaedi memimpin sesi di ruang meeting room serta dua kelompok di Ruang 209. Pendekatan ini bertujuan untuk mengedepankan efektivitas transfer pengetahuan dan pendampingan teknis yang intensif.

Dalam keterangannya, Zainab Ibrahim menekankan bahwa pelaksanaan sertifikasi bukanlah sekadar syarat administratif, melainkan cerminan tanggung jawab moral dan profesional.

“Alhamdulillah, kami bersyukur dapat melangkah ke tahap sertifikasi usai pelatihan. Ini bukan hanya prosedur, tetapi bagian integral dari komitmen kami terhadap keselamatan konsumen. Program MBG menuntut tidak hanya kualitas rasa, tetapi juga jaminan keamanan pangan yang tidak bisa ditawar,” tegasnya.

Lebih lanjut, Zainab menuturkan bahwa keterlibatannya sebagai pemilik usaha dalam proses pelatihan dan sertifikasi merupakan bentuk kepemimpinan yang memberi teladan nyata.

“Saya sendiri mengikuti bimtek dan menjalani sertifikasi. Ini bukan formalitas, tapi cerminan dari nilai tanggung jawab yang harus dimiliki setiap pelaku usaha di sektor pangan,” ujarnya.

Adapun sertifikasi MBG mencakup tiga pilar utama dalam sistem keamanan pangan nasional:

•Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS)
Memberikan jaminan bahwa proses pengolahan makanan berlangsung dalam lingkungan yang bersih dan sesuai standar sanitasi nasional.
•HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points)
Sistem pengawasan mutu yang bertumpu pada analisis risiko dan pengendalian titik kritis dalam rantai produksi makanan.
•Sertifikasi Halal
Memberikan jaminan bahwa bahan dan proses produksi telah memenuhi syarat kehalalan sesuai ketentuan agama, yang sangat penting khususnya bagi penerima manfaat Muslim.

Senada dengan Zainab, H. Murhaedi menggarisbawahi pentingnya sertifikasi ini sebagai instrumen perlindungan publik.

“Sertifikasi bukanlah sekadar kelengkapan dokumen. Ia adalah jaminan terhadap kualitas dan keselamatan pangan. Kita ingin memastikan tidak terjadi kelalaian yang bisa merugikan kesehatan masyarakat, terutama kelompok rentan,” jelasnya.

H. Murhaedi merinci empat tujuan utama dari sertifikasi MBG:

1.Menjamin Keamanan Pangan, melalui identifikasi dan pencegahan risiko kontaminasi.
2.Meningkatkan Kepercayaan Publik, dengan membuktikan bahwa layanan makanan gratis tetap mengedepankan mutu.
3.Menjaga Mutu Gizi, agar seluruh proses tidak hanya aman, tetapi juga menyehatkan.
4.Mempermudah Pengawasan, dengan sistem dokumentasi dan audit yang sistematis.

Dalam kesempatan terpisah, Komisaris CV. Anugrah Jaya Abadi, R. Dwi Arza, mengapresiasi jalannya proses sertifikasi yang menurutnya membuka cakrawala baru dalam praktik layanan pangan publik.

“Proses sertifikasi memberi pelajaran penting tentang integritas, kedisiplinan, dan tanggung jawab sosial. Bukan hanya soal teknik, tapi juga nilai-nilai kemanusiaan dalam melayani masyarakat,” ungkapnya.

Program ini sekaligus menandai pergeseran paradigma dalam layanan pangan publik: dari sekadar distribusi konsumsi menjadi sistem terpadu yang menjunjung tinggi prinsip mutu, keselamatan, dan keberlanjutan. Sinergi antara PT. Anugrah Zainab Abadi dan CV. Anugrah Jaya Abadi mencerminkan bahwa dapur yang sehat, aman, dan bermartabat bukanlah cita-cita yang utopis, melainkan komitmen yang diwujudkan dengan kerja nyata dan kolaborasi antarpihak.

 

Reporter: S Eman