Temanggung |gabungnyawartawanindonesia.co.id.- Sekitar kurang lebih 200 orang, yang merupakan warga masyarakat desa pendowo kecamatan kranggan kabupaten temanggung. Menggelar aksi demo, di depan pabrik matratama mitra polyester (MMP) pada senin 2 desember 2025 sekitar pukul 09.00.wib.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Warga Pendowo, Lakukan Aksi Demo Tuntut Pabrik MMP Di Tutup.

Bangunan tersebut, sudah berdiri kurang lebih 6 tahun. Dan merupakan gudang, namun ternyata. Di gunakan untuk beroperasi mengolah kayu, dan sudah berjalan kurang lebih 1 tahun. Dengan adanya produksi kayu tersebut, mmenyebabkan polusi udara dan bau kurang sedap di sekitar desa pendowo.

Dalam orasinya warga, sudah memberikan solusi. Agar pabrik tersebut, segera direlokasi ke tempat industri. Ini sudah sangat mengganggu aktivitas warga, karena sudah menimbulkan bau. Yang tidak sedap, warga pun meminta agar pabrik tersebut. Segera ditutup, dan tidak beroperasi lagi.

Yamri (50), sebagai korlap. Ketika di wawancarai awak media, dirinya mengatakan. “Pabrik ini, sudah beroperasi sekitar 1 tahun. Tanpa izin resmi, dan tanpa sepengetahuan warga pendowo. Dan warga pun merasa terganggu, dengan aktivitas pabrik tersebut. Sehingga warga sering mengalami sesak nafas, dan kepala pusing dengan bau yang menyengat” ujarnya.

“Sebelumnya kami dan perwakilan warga Pendowo sudah berkomunikasi dari pihak pabrik namun tidak ada penjelasannya dan diabaikan begitu saja Kemudian warga geram dan melakukan aksi demo agar pabrik tersebut segera ditutup karena sudah sangat mengganggu ketentraman warga Pendowo”.

“Dan kami pun juga sudah melakukan audiensi ke pihak DPRD dan DPMPTSP, dan juga dari pihak berwenang terkait perizinan serta satpol PP. Seharusnya pada hari sabtu 29 november 2025 kemarin, pabrik sudah tutup. Tapi dari pihak pabrik masih meminta waktu satu minggu lagi, kami pun sebagai masyarakat merasa itu di permainkan dan diundur-undur terus. Pada akhirnya, kami memutuskan sudah tidak percaya lagi dengan perusahaan tersebut. Berarti hasil itu semua nihil tidak ada kejelasannya”, terangnya.

Sementara Agung Gianto (41), pemilik rumah yang berjejeran dengan pabrik beliau menjelaskan. “Saya dan anak-anak sering tidak bisa tidur mendengar bising suara mesin pada malam hari, bahkan pernafasan juga sering sesak. Karena bau bahan bahan kimia, seperti bau lem fox dan juga sering kena serbuk debu dari pabrik dan juga bau limbah cairan”, jelasnya.

“Terkadang aktivitasnya hingga sekitar pukul 23.00.wib, dan juga terkadang sampai pagi. Kami pun sudah merasa terganggu selama satu tahun dan juga warga sekitar dengan aktivitas pabrik tersebut, saya berharap pabrik tersebut segera ditutup sebelum banyak korban jatuh sakit”, tandasnya.

Warga yang melakukan aksi demo pun menunggu hasil keputusan negoisasi dari pihak pabrik, dan pihak masyarakat. Dan hasil negosiasi tersebut, diputuskan. Bahwa mulai hari selasa tanggal 2 desember 2025, pabrik ditutup.

Masih di kesempatan yang sama, kepala DPMTSPT temanggung Dwi Karmei mengatakan. “Kami tetap akan komitmen, dalam penanganan tersebut. Dan kami akan segera melakukan rapat dari hasil kesepakatan negoisasi tadi dan pemkab, akan terus mendengar permintaan dari warga pendowo. Agar semuanya bisa terselesaikan dengan baik, sesuai harapan masyarakat”.

Aksi demo warga tersebut berjalan dengan aman dan kondusif berkat pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian polres temanggung .

(Red/Bambang GWI Ka.Perwil Ja-Teng)

Reporter: Perwakilan GWI Aceh