Bandung,gabunganwartawanindonesia.co.id-Suasana di Gedung BPPTIK, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, pada tanggal 30-31 Agustus 2025 mendatang dipastikan akan penuh dengan dinamika. Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 2025 tidak hanya menjadi ajang pergantian kepemimpinan tertinggi organisasi profesi wartawan tertua di Indonesia tersebut, tetapi juga pentas demokrasi yang menuntut strategi, lobi, dan persiapan yang sangat matang. Menyadari hal ini, Pengurus Provinsi PWI Kalimantan Barat (Kalbar) telah menyatakan kesiapannya untuk berangkat lebih awal guna memberikan dukungan maksimal kepada salah satu bakal calon ketua umum, Ahmad Munir.
Komitmen ini disampaikan secara resmi oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PWI Kalbar, Wawan Suwandi, usai melakukan audiensi dengan Gubernur Kalimantan Barat, H. Ria Norsan, di Pendopo Gubernur, pada Minggu, 24 Agustus 2025. Pertemuan ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah langkah strategis untuk mendapatkan restu dan dukungan politik dari pemimpin daerah tertinggi, mengingat betapa krusialnya peran PWI dalam membingkai informasi dan demokrasi di Indonesia.
Membangun Sinergi antara PWI dan Pemerintah Daerah
Audiensi di Pendopo Gubernur tersebut berlangsung dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, namun tidak mengurangi esensi dari agenda politik organisasi yang dibahas. Kehadiran sejumlah pimpinan dan dewan dalam PWI Kalbar menunjukkan keseriusan misi ini. Turut mendampingi Wawan Suwandi dalam pertemuan tersebut adalah Jumadi, S.Sos., M.Pd. selaku Dewan Kehormatan; Maman Suratman, S.Sos., M.H. dari Dewan Pakar; serta Sudirman, S.H., M.H. yang mewakili Divisi Hukum.
“*Guna mensupport serta memberikan dukungannya kepada Ahmad Munir yang secara resmi telah mendaftarkan sebagai calon Ketua Umum PWI Pusat periode 2025 -2030,*” ujar Wawan Suwandi dengan tegas seusai pertemuan, seperti dikutip dari pernyataan resminya.
Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Dukungan dari seorang gubernur merupakan aset politik yang sangat berharga. Hal ini mengirimkan pesan yang kuat kepada seluruh delegasi kongres dari berbagai daerah bahwa kandidat yang didukung oleh PWI Kalbar memiliki backing yang solid dari pemerintah daerah, yang juga berarti memiliki komitmen untuk membangun sinergi positif antara dunia pers dan pembangunan daerah.
Profil Ahmad Munir: Siapa dan Apa Agenda yang Diusung?
Ahmad Munir bukanlah nama baru di kancah jurnalistik Indonesia. Sosoknya dikenal sebagai seorang wartawan senior yang memiliki rekam jejak yang panjang dan diperhitungkan. Pengalamannya yang luas di berbagai lini media, baik cetak, elektronik, maupun digital, menjadikannya seorang yang memahami betul tantangan dan peluang dunia pers di era disruptif seperti sekarang.
Spesifik agenda yang diusung Munir (karena membutuhkan wawancara eksklusif), biasanya isu-isu yang akan menjadi platform calon ketum PWI antara lain:
Peningkatan Kapasitas dan Kesejahteraan Wartawan: Memperjuangkan upah yang layak, program jaminan kesehatan, dan pelatihan-pelatihan keterampilan jurnalistik untuk menyongsong era digital.
Penegakan Kode Etik dan Martabat Profesi: Melawan praktik jurnalisme amplop (envelope journalism) dan memulihkan kepercayaan publik terhadap profesi wartawan.
Adaptasi Teknologi dan Digitalisasi: Membawa PWI agar tidak gagap teknologi, dengan memanfaatkan platform digital untuk distribusi berita yang lebih luas dan pelatihan literasi digital bagi anggota.
Advokasi Kebebasan Pers: Menjadi garda terdepan dalam melindungi wartawan dari kekerasan dan intimidasi dalam menjalankan tugasnya, serta memperjuangkan UU yang lebih melindungi kemerdekaan pers.
Sinergi dengan Pemerintah dan Stakeholder Lain: Membangun hubungan yang sehat dan profesional antara pers, pemerintah, dan dunia usaha, berdasarkan prinsip saling menghormati dan checks and balances.
Dukungan PWI Kalbar terhadap Munir didasarkan pada keyakinan bahwa ia memiliki visi, kapasitas, dan integritas untuk memimpin PWI melalui tantangan lima tahun ke depan.
Istilah “berangkat lebih awal” yang disampaikan oleh Plt. Ketua PWI Kalbar, Wawan Suwandi, mengandung makna politik yang dalam dan strategis dalam konteks kongres organisasi seperti PWI.
Pertama, Lobi dan Diplomasi. Kongres PWI adalah ajang pertemuan ratusan wartawan dari seluruh Indonesia. Keberhasilan memenangkan sebuah kursi ketua umum sangat ditentukan oleh kuatnya jaringan dan lobi yang dilakukan sebelum dan selama kongres berlangsung. Dengan datang lebih awal, delegasi PWI Kalbar memiliki waktu yang lebih longgar untuk bertemu dengan delegasi dari provinsi lain, melakukan pendekatan, menyamakan persepsi, dan membangun koalisi pendukung. Ini adalah taktik klasik namun sangat efektif.
Kedua, Persiapan Logistik dan Teknis. Kedatangan awal memungkinkan tim untuk menguasai medan, memastikan segala kebutuhan teknis selama kongres terpenuhi, dan meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa mengganggu konsentrasi dalam memperjuangkan suara.
Ketiga, Demonstrasi Komitmen dan Soliditas. Tindakan ini menunjukkan kepada kandidat lain dan seluruh peserta kongres bahwa PWI Kalbar datang dengan keseriusan penuh. Ini adalah bentuk political statement bahwa mereka tidak main-main dalam mendukung Ahmad Munir. Soliditas dan kedisiplinan seperti ini sering kali dapat mempengaruhi delegasi yang masih bersikap netral atau belum menentukan pilihan.
Peran Penting Kongres PWI 2025 bagi Masa Depan Jurnalisme Indonesia
Kongres PWI 2025 bukan sekadar acara rutin organisasi. Ia berlangsung pada era di mana dunia jurnalistik menghadapi tantangan eksistensial. Disrupsi digital, maraknya misinformasi dan disinformasi, serta tekanan ekonomi yang menyebabkan menurunnya kualitas pemberitaan, adalah momok yang nyata.
Kepemimpinan PWI pusat periode 2025-2030 akan menentukan arah organisasi ini dalam merespons tantangan tersebut. Apakah PWI akan menjadi organisasi yang progresif, adaptif, dan mampu membawa anggotanya bertransformasi, atau justru tertinggal dan kehilangan relevansi. Oleh karena itu, pilihan terhadap ketua umum bukan hanya tentang siapa yang paling populer, tetapi tentang siapa yang memiliki peta jalan (roadmap) yang paling jelas dan realistis untuk memajukan dunia pers Indonesia.
Dukungan dari daerah-daerah kuat seperti Kalbar, dengan sumber daya manusia wartawan yang berkualitas dan jaringan yang luas, merupakan modal besar bagi Ahmad Munir untuk mewujudkan agenda-agenda perubahan tersebut jika terpilih nanti.
Langkah yang diambil oleh PWI Kalbar merupakan bagian dari proses demokrasi yang sehat dalam tubuh PWI. Kedatangan awal mereka ke Cikarang, didukung oleh restu dari Gubernur Ria Norsan, menandakan dimulainya sebuah pertarungan gagasan dan strategi yang akan menentukan wajah persatuan wartawan Indonesia untuk lima tahun ke depan.
Seluruh mata kini tertuju ke BPPTIK, Cikarang. Semoga kongres ini dapat berlangsung secara demokratis, damai, dan menghasilkan kepemimpinan yang kuat, visioner, serta mampu mengangkat harkat dan martabat wartawan Indonesia di kancah nasional maupun global. Dukungan PWI Kalbar terhadap Ahmad Munir telah membuka babak awal persaingan yang menarik untuk diikuti.
Pewarta : Rinto Andreas