Kalimantan Barat, gabunganwartawanindonesia.co.id – Dalam pesan moral yang disampaikan oleh Panglima Tambak Baya, Marselinus Mian, S.E., M.M., ia menegaskan pentingnya memahami makna budaya dan adat sebagai sarana yang efektif dalam mempersatukan masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Barat,Senen 10/11/2025.
Menurut Marselinus, budaya dan adat bukan hanya simbol warisan leluhur, tetapi juga merupakan identitas lahiriah yang diwariskan secara kodrati dari generasi ke generasi. Ia menilai, persatuan Suku Dayak hanya dapat terwujud melalui budaya dan adat, bukan melalui agama.
“Budaya dan adat adalah garis keturunan leluhur yang melekat pada diri setiap orang Dayak, apa pun agamanya. Sementara agama adalah pilihan, memiliki tata cara dan doktrin berbeda sesuai keyakinan masing-masing. Karena itu, yang mampu mempersatukan kita hanyalah adat dan budaya, bukan agama,” tegas Marselinus.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa setiap nilai dan norma kehidupan harus tetap berlandaskan pada moral, adat, serta sejarah leluhur yang menjadi jati diri masyarakat Dayak. Dalam era globalisasi dan modernisasi saat ini, generasi muda diingatkan agar tidak melupakan akar budaya yang telah membentuk karakter dan kepribadian mereka.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyebarkan pesan moral ini kepada publik. Semoga generasi muda semakin memahami pentingnya menjaga akhlak, jati diri, serta tidak menghilangkan sejarah leluhur dalam kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.
Marselinus juga mengingatkan bahwa dalam kehidupan sosial, apa pun jabatan, profesi, atau tingkat pendidikan seseorang, tetap harus berpegang pada nilai-nilai moral dan tradisi leluhur sebagai pedoman hidup.
Pesan moral ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran generasi penerus Dayak untuk terus melestarikan adat dan budaya sebagai warisan berharga yang harus dijaga di tengah perkembangan zaman.
Penulis : Rinto Andreas
