http://Gwiindonesia.co.id
Jakarta, 30 Oktober 2025 — Ribuan buruh dari berbagai federasi serikat pekerja di bawah naungan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) hari ini memadati Jakarta Convention Center (JCC) Senayan dalam gelaran Konsolidasi Aksi Nasional bertajuk “Aksi Damai, Anti Kekerasan dan Konstitusional.”
Acara besar ini menjadi momentum penting bagi seluruh elemen gerakan buruh untuk menunjukkan komitmen terhadap perjuangan yang berlandaskan konstitusi, damai, dan bermartabat. Sesuai instruksi langsung dari Presiden KSPI Said Ikbal seluruh perangkat organisasi diinstruksikan untuk memaksimalkan kehadiran peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Sejak pukul 09.00 WIB, peserta dari berbagai federasi mulai berdatangan ke area JCC Senayan dengan mengenakan atribut khas masing-masing organisasi. Atribut tersebut menjadi simbol kebanggaan sekaligus wujud solidaritas antar pekerja lintas sektor, mulai dari industri manufaktur, otomotif, logam, tekstil, Elektronik elektrik, hingga transportasi, serta aneka industri.
Tepat pukul 10.00 WIB, seluruh peserta telah memasuki ruang utama JCC, menandai dimulainya acara Konsolidasi Aksi Nasional. Acara ini diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta Mars KSPI, diikuti dengan sambutan dari sejumlah pimpinan federasi dan tokoh pergerakan buruh nasional.
Dalam sambutannya, presiden FSPMI bung Riden Hatam Azis SH menegaskan bahwa aksi ini bukan bentuk perlawanan anarkis, melainkan ekspresi demokratis untuk menyuarakan hak-hak pekerja sebagaimana dijamin dalam UUD 1945 dan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Mereka menolak segala bentuk kekerasan dalam perjuangan dan menekankan pentingnya menjaga kondusivitas nasional.
“Gerakan buruh adalah gerakan moral. Kita menolak kekerasan, tapi tidak akan diam terhadap ketidakadilan. Semua langkah perjuangan kita harus tetap dalam koridor konstitusi,” tegas salah satu pimpinan dalam pidatonya.
Selain itu, konsolidasi ini juga menjadi ajang pemantapan strategi menjelang aksi lanjutan ke Istana Negara dan DPR RI, yang dijadwalkan dalam waktu dekat. Para peserta diingatkan agar tetap disiplin, tertib, dan menjaga nama baik organisasi di mata publik.
Ir. H Said Iqbal M. E selaku presiden KSPI mengatakan, isu utama yang akan disuarakan adalah:
1. HOSTUM (Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah)
2. Naikkan Upah Minimum 8,5 persen hingga 10,5 persen
3. Cabut Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang Pekerja Alih Daya
4. Sahkan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang Baru sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi.
Said Iqbal menambahkan, buruh juga akan mempersiapkan Mogok Nasional yang melibatkan 5 juta buruh di 38 provinsi, 300 kabupaten/kota, dan lebih dari 5.000 perusahaan yang akan menghentikan produksi secara serentak.
Panitia pelaksana juga mengatur seluruh rangkaian acara dengan ketat, memastikan keamanan, kebersihan, dan kenyamanan peserta selama kegiatan berlangsung. Tidak hanya itu, dalam setiap sesi juga ditegaskan pentingnya solidaritas antar pekerja serta dukungan terhadap sesama buruh yang menghadapi persoalan di perusahaan masing-masing, seperti union busting, PHK sepihak, dan pelanggaran hak normatif.
Suasana di JCC berlangsung penuh semangat namun tetap tertib. Spanduk-spanduk perjuangan yang bertuliskan seruan keadilan sosial dan kesejahteraan pekerja menghiasi setiap sudut ruangan. Sorak dukungan, yel-yel perjuangan, serta orasi penuh semangat menggema tanpa mengurangi suasana damai yang menjadi prinsip utama kegiatan ini.
Kegiatan Aksi Damai, Anti Kekerasan dan Konstitusional ini diharapkan menjadi inspirasi bagi seluruh gerakan serikat pekerja di Indonesia untuk terus memperjuangkan hak-hak buruh secara elegan, santun, dan konstitusional. Dengan semangat persatuan, para pekerja bertekad mewujudkan kesejahteraan bersama tanpa harus mengorbankan nilai-nilai kedamaian dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

















