Sanggau – gabunganwartawanindonesia.co.id – Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) kembali terlihat di sekitar aliran Sungai Kapuas, tepatnya di Dusun Jawai, Desa Lintang Kapuas, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. Kegiatan ini kembali mengundang kekhawatiran warga karena berdampak langsung terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat di sekitar sungai.
Menurut informasi dari warga setempat, sejumlah rakit dan mesin dompeng mulai beroperasi secara aktif dalam beberapa hari terakhir. Suara mesin terdengar hampir setiap hari, menandakan bahwa aktivitas tambang ilegal itu kembali berjalan tanpa hambatan.
“Kami sangat resah. Sungai yang menjadi sumber air bersih kami mulai tercemar, dan ikan-ikan juga makin sulit didapat. Kami minta aparat penegak hukum jangan tinggal diam. Harus segera turun ke lapangan,” ujar seorang warga Dusun Jawai, Sabtu (26/7), yang meminta namanya tidak dipublikasikan demi alasan keamanan.
Sementara itu dari hasil pantauan awak media ini dilapangan membenarkan bahwa aktivitas Peti kembali beroperasi beberapa Minggu terakhir ini.
Warga juga menilai bahwa kelambanan tindakan dari Aparat Penegak Hukum (APH) seakan memberikan ruang bagi pelaku PETI untuk terus menjalankan aktivitasnya. Mereka mendesak agar tindakan tegas segera diambil sebelum kerusakan lingkungan semakin meluas dan tak dapat dipulihkan.
“Kalau ini dibiarkan, sungai rusak, hutan rusak, dan masa depan anak cucu kami terancam. Kami ingin sungai Kapuas bersih kembali,” tambah warga lainnya.
Maraknya kembali aktivitas tambang ilegal ini menambah daftar panjang permasalahan lingkungan yang belum tuntas di wilayah Kalimantan Barat, khususnya di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian atau pemerintah daerah setempat terkait aktivitas PETI yang kembali mencuat di kawasan tersebut.
Masyarakat berharap agar semua pihak, khususnya APH dan pemerintah daerah, bisa segera merespons situasi ini dengan cepat dan tegas demi menyelamatkan lingkungan dan kehidupan warga di sepanjang aliran Sungai Kapuas.
Pewarta : RA