Dengan Menggunakan Botol Aqua Atau Pun Jerigen, Di SPBU Galon Harapan Nomor 14.244.432, Berujung-Ujungnya Menimbulkan Kegaduhan Antara Masyarakat Dengan Pemilik Galon.
Aceh |gabungnyawartawanindonesia.co.id.- Sungguh sangat nyaris, setelah usainya pasca banjir bandang yang bercampur lumpur itu. Yang telah merendami seluruh daerah kota langsa, pada beberapa hari yang lalu. Dan kini telah usai surut, akibat sulitnya bahan bakar minyak (BBM) untuk segala jenis kendaraan bermotor.
Mulai roda dua, sampai dengan dengan roda empat. Bahkan juga, pejalan kaki pun turut melakukan penggantian BBM jenis pertalite. Justru itu lah, maka bisa terjadi. Akibat antrian pengambilan minyak (BBM) jenis pertalite, oleh ratusan massa di kota langsa. Dengan menggunakan botol jenis aqua atau pun juga jenis jerigen, di SPBU galon harapan nomor 14.244.432.
Malah, apa yang terjadi. Berujung-ujungnya menimbulkan kegaduhan, terhadap masyarakat pejalan kaki antrian pengambilan minyak (BBM) subsidi jenis pertalite dengan pemilik galon (spbu) tersebut. Sesuai pula, ketika wartawan media online ini juga. Sempat menerima himpunan informasi dari salah satu seorang masyarakat, yang pada saat itu di lokasi kejadian. Berinisial “A”, kemarin senin 01/12/2025. Juga berinisial “A” itu, melakukan langsiran beberapa foto gambar beserta videonya kepada wartawan media ini sekitar pukul.19.49.wib.
“Terjadi keributan di SPBU harapan, dikarenakan kesalahan sistem. 1, di berlakukan/diberinya kesempatan masyarakat. Untuk mengambil minyak menggunakan jerigen sehingga menyebabkan membludaknya masyarakat untuk mengantri BBM.
2. Tidak diberlakukannya sistem barcode, untuk mobil sehingga adanya kemungkinan untuk unit mobil mengambil BBM berkali-kali. 3, bercampurnya BBM dengan air di bak penampung. Sehingga beberapa kali, berhenti ketika menyuplai BBM. 4, dikuranginya waktu beroperasi. Yang mana sebelum terjadi musibah banjir beroperasi dari sekitar pukul.07.00.wib sampai dengan sekitar pukul.23.00.wib, tapi di saat ini beroperasi dari sekitar pukul.07.00.wib sampai dengan sekitar pukul.18.30.wib”. Sebut masyarakat itu, sebagai sumber berinsial “A”.
Masih di lanjuti oleh sumber berinsial “A” menyebutkan kembali, “adanya jerigen. Kemungkinan besar, dugaan ada yang menimbun BBM dalam jumlah besar. Dan kembali di jual kan ke masyarakat, yang membutuhkan dengan harga tinggi kisaran harga satu botol aqua besar Rp 50.000,- sampai Rp 100.000-. Hal ini, menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan BBM untuk kendaraan. Dan ketika BBM di SPBU habis, mau tidak mau masyarakat harus membeli ke pedagang eceran dengan harga yang tidak masuk akal itu”. Tuturnya, berinsial “A” menjelaskan kepada wartawan media ini. Melalui chat whatsappnya, yang di langsirkan. Di nomor, 082273xxxx44. Selasa 2/12/2025, sekitar pukul.01.40.wib tadi malam.
Yang lebih ironisnya lagi, ketika wartawan media online ini juga. Sempat membuka hasil rekaman video dari sumber berinsial “A” itu, yang telah di langsir kepada wartawan media ini. Pemilik galon harapan (spbu) nomor 14.244.432 tersebut, yang tidak di ketahui jati dirinya oleh masyarakat dan sumber itu. Terdengar celotehannya mereka, saat berkumpul mengerumuni pemilik galon spbu harapan tersebut. Masyarakat juga terus mendesak, agar pemilik galon spbu harapan itu. Untuk membuka kembali penjualan minyak (BBM) jenis pertalite tersebut, “segera di buka galonnya. Kami membutuhkan minyak, sekarang buka”. Cetus masyarakat ramai itu, pemilik galon (spbu) juga tidak kalah mob mental mengatakan nya kepada masyarakat ramai tersebut. Menurutnya paparkan, “tenang-tenang. Ini sudah malam, galon kita sudah tutup. Besok pagi, kita buka lagi. Dan ini sudah memang aturan”, ujarnya pemilik galon (spbu) itu mengucapkan secara terang-terangan di hadapan kalangan masyarakat ramai tersebut. Pada saat malem kemarin itu, seni 01/12/2024 sekitar pukul.19.51.wib.
(Pasukan Ghoib/Sumber : A)gabungnyawartawanindonesia.co.id

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Usai Pasca Banjir Bandang Bercampur Lumpur Telah Surut, Akibat Antrian Pengambilan Minyak BBM Jenis Pertalite, Ratusan Massa Kota Langsa

Reporter: Perwakilan GWI Aceh