LEBAK – gabungnyawartawanindonesia.co.id
Ketua Umum Badak Banten Perjuangan, H. Eli Sahroni atau yang akrab disapa King Badak, menyoroti pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah SPPG Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten.
Menurutnya, terdapat dugaan ketidaksesuaian antara jumlah hari kegiatan belajar dengan alokasi anggaran MBG, yang berpotensi menimbulkan kerugian negara.
“Dalam ketentuan, program MBG seharusnya diberikan enam hari dalam sepekan, sedangkan sekolah di Kabupaten Lebak hanya aktif lima hari. Nah, satu hari yang hilang ini ke mana anggarannya? Ini harus dijelaskan secara terbuka,” tegas King Badak, Selasa (22/10/2025).
Ia memaparkan bahwa dalam satu hari, setiap siswa menerima anggaran sebesar Rp15.000, yang terdiri dari Rp10.000 untuk makanan bergizi, Rp2.000 untuk operasional SPPG, dan Rp3.000 untuk upah pekerja.
“Di SPPG Warunggunung saja, ada 3.187 porsi yang disalurkan. Kalau dikalikan, potensi kerugian negara mencapai Rp47.805.000 untuk satu hari. Kalau ini terjadi berulang setiap pekan, nilainya bisa mencapai ratusan juta rupiah dalam sebulan,” ungkap King Badak.
Ia mendesak pemerintah daerah dan pihak pelaksana program untuk melakukan audit dan evaluasi menyeluruh agar pelaksanaan MBG di Warunggunung benar-benar sesuai aturan dan transparan.
“Program MBG ini sangat bagus untuk menyehatkan anak-anak sekolah. Tapi kalau pelaksanaannya tidak sesuai ketentuan, itu sama saja mengkhianati niat baik pemerintah,” ujarnya menegaskan.
Sementara itu, Asisten Lapangan (Aslap) SPPG Warunggunung 1, Anwar Nawawi, menjelaskan bahwa pendistribusian MBG di wilayahnya telah dilakukan serentak ke seluruh sekolah sasaran, termasuk jenjang TK.
“Total ada 3.187 porsi yang kami distribusikan ke 14 sekolah. Menu hari ini nasi ayam kecap, tempe, sayur wortel dan sawi putih, serta buah pisang cavendish,” kata Anwar.
King Badak menyatakan, pihaknya akan terus mengawal dan memantau jalannya program MBG, khususnya di Warunggunung, agar tidak terjadi kebocoran anggaran.
“Jangan sampai program untuk anak-anak malah jadi ladang keuntungan oknum tertentu. Ini uang rakyat, dan harus digunakan dengan penuh tanggung jawab,” tutupnya.
Sementara ini pihak Pengelola MBG belum bisa di konfirmasi, ketika media bertandang ke lokasi sedang tidak ada di tempat.
” Ya , kebetulan bapak pemilik pengelola MBG ini sedang tidak ada disini, di rumahnya di Rangkas sana “, terang warga yang ada di lokasi.
(Team GWI/red)