Tangerang Kabupaten, gabungnyawartawanindonesia.co.id – Pada hari Senin, tanggal 20 Oktober 2025, awak media dari MTV Tangerang bersama beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mengunjungi lokasi proyek swakelola di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 15 Kabupaten Tangerang, yang beralamat di Jalan Raya Korelet, Desa Ranca Kelapa, Kecamatan Panongan. Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut atas dugaan adanya kejanggalan dalam pelaksanaan proyek pembangunan di lingkungan sekolah tersebut. Namun, upaya konfirmasi kepada pihak sekolah mengalami kendala dan berbagai hal tidak beres ditemukan dugaan ketidaktertiban proyek swakelola di SMAN 15 Tangerang.
hambatan yang dialami awak media dan LSM dalam mendapatkan informasi resmi dari pihak sekolah. Saat MTV Tangerang dan LSM mencoba meminta klarifikasi mengenai proyek pembangunan ini, pihak guru dan staf sekolah enggan memberikan tanggapan yang memadai. Kepala Sekolah (Kepsek) dan Humas sekolah tidak dapat dihubungi dengan alasan berbeda, seperti keberadaan di luar sekolah atau sedang beristirahat makan. Sikap yang cenderung menutup diri ini menimbulkan kecurigaan serius mengenai transparansi pengelolaan proyek tersebut.
Transparansi dalam sebuah proyek pembangunan, apalagi yang melibatkan dana publik dan berdampak langsung pada aktifitas sekolah, sangat penting untuk memastikan akuntabilitas dan penggunaan sumber daya yang tepat. Ketika pihak berwenang menolak memberikan keterangan, hal ini dapat menimbulkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik proyek tersebut.
di temukan Ketidaktertiban dan Kejanggalan Material
Setelah hampir satu jam menunggu tanpa mendapatkan informasi langsung, awak media dan LSM memutuskan untuk mengunjungi langsung lokasi pengerjaan bangunan. Apa yang mereka temukan menunjukkan sejumlah kejanggalan yang mengarah pada praktik pembangunan yang tidak sesuai standar.
Pertama, ditemukan penggunaan semen yang bukan standar nasional Indonesia (SNI). Dalam pelaksanaan pembangunan permanen, biasanya semen dengan merek ternama seperti 3 Roda menjadi pilihan yang sudah teruji kualitas dan keandalannya. Namun, di proyek ini, justru digunakan semen merek yang belum jelas keabsahannya sebagai bahan bangunan permanen.
Penggunaan semen tidak memenuhi standar bisa berdampak buruk pada kekuatan dan ketahanan bangunan. Hal ini dapat menimbulkan risiko keselamatan bagi para siswa dan guru yang menggunakan fasilitas tersebut di masa depan.
Selain itu, penempatan material di lokasi proyek juga sangat berantakan dan tidak tertib. Besi-besi telah berserakan di area yang seharusnya menjadi ruang belajar dan aktivitas siswa. Alat-alat kerja sekaligus material yang tidak tersusun rapi menimbulkan gangguan terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Kondisi ini sangat tidak pantas dan menandakan kurangnya pengawasan dan pengelolaan proyek yang baik dari pihak terkait.
Dampak Negatif terhadap Kegiatan Belajar Mengajar
Kondisi proyek swakelola yang tidak tertib dan kurang sesuai standar ini memberikan dampak langsung pada situasi pembelajaran di SMAN 15 Tangerang. Dengan besi-besi berserakan dan alat kerja yang sembarangan ditempatkan, risiko kecelakaan bagi siswa cukup tinggi. Selain aspek keamanan, suasana belajar menjadi terganggu dengan adanya kebisingan dan ketidakteraturan di lingkungan sekitar kelas.
Guru dan siswa yang seharusnya fokus pada proses pembelajaran harus menghadapi kondisi yang kurang ideal akibat proyek yang tidak dikelola secara profesional ini. Ini tentu sangat disayangkan, mengingat sekolah adalah lingkungan utama untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Dugaan Kelalaian dan Perlunya Evaluasi Proyek Swakelola sebenarnya merupakan upaya untuk melibatkan masyarakat atau institusi dalam mengelola pembangunan dengan sumber daya lokal agar lebih efisien dan efektif. Akan tetapi, dalam kasus SMAN 15 Kabupaten Tangerang ini, dugaan kelalaian dan ketidaktertiban dalam pengelolaan proyek menjadi peringatan penting untuk evaluasi lebih lanjut.
Pihak pengawas pembangunan, pemerintah daerah, dan juga dinas pendidikan perlu melakukan audit menyeluruh terhadap proyek ini untuk memastikan bahwa penggunaan dana, kualitas material, dan pelaksanaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penindakan tegas perlu dilakukan jika ditemukan pelanggaran atau penyelewengan agar jangan sampai merusak kepercayaan masyarakat terhadap program
Pentingnya Keterbukaan dan Partisipasi Masyarakat
Kasus yang terjadi di SMAN 15 Tangerang ini juga menyoroti pentingnya keterbukaan informasi dan partisipasi aktif masyarakat, termasuk media dan LSM, dalam mengawal pembangunan publik. Proyek yang berjalan tanpa transparansi dan komunikasi yang baik sangat rentan terhadap penyimpangan dan tidak terkendali.
Keterlibatan berbagai pihak secara terbuka dapat membantu menciptakan sistem pengawasan yang efektif dan mendorong pelaksanaan proyek pembangunan yang bersih dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pemerintah dan institusi terkait harus membuka akses informasi dan menerima masukan dari masyarakat untuk menciptakan tata kelola yang lebih baik.
Dugaan proyek swakelola yang tidak tertib dan menggunakan material tidak sesuai standar di SMAN 15 Kabupaten Tangerang menimbulkan perhatian serius bagi semua pihak terkait. Kurangnya transparansi, kejanggalan penggunaan semen, dan ketidaktertiban di lokasi yang mengganggu aktivitas belajar mengindikasikan perlunya evaluasi mendalam dan perbaikan tata kelola.
Pemerintah daerah dan dinas pendidikan segera melakukan inspeksi dan audit terhadap proyek ini.
Pihak sekolah harus meningkatkan keterbukaan informasi kepada publik dan media terkait kegiatan pembangunan.
Penggunaan material bangunan harus mengikuti standar nasional (SNI) dengan bukti pengadaan yang jelas.
Penataan dan pengelolaan lokasi proyek harus dilakukan dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
Melibatkan LSM dan masyarakat dalam pengawasan proyek sebagai bentuk partisipasi dan transparansi.
Jika ditemukan penyimpangan, maka pelaku harus diproses sesuai hukum yang berlaku untuk menjaga kepercayaan publik.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan ke depan proyek pembangunan di lingkungan pendidikan dapat berjalan lebih baik, aman, transparan, dan memberikan manfaat optimal bagi institusi dan masyarakat luas.
(MUHIDIN) TIM