Serang |gabungnyawartawanindonesia.co.id.- Tanah wakaf peruntukan makam warga di gusur dan dijadikan jalan perumahan PT Winston Intan Natura Sejahtera (Winstera Serang) diduga Oleh Ardianto, masyarakat diiming-imingi yang tadinya kepemilikan tanah wakaf warga dengan jumlah 900 meter akan diganti oleh pihak perumahan sebesar 2000 meter akan tetapi penggantian tersebut sampai saat ini tidak ada, masyarakat khawatir kejadian kasus penipuan oleh Ardianto di wilayah desa keramat jati masyarakat hanya diberikan uang kofensasi sebesar 2000 rupiah dan tanah warga di SPH kan oleh Ardianto dan timnya terjadi di tanah wakaf samping Yayan Ponpes Miftahul Ulum SMP IT& MA Miftahul Ulum beralamat diJl.Sentul Pamarayan Km 02 Kp.Pasir Binong Ds.Kendayakan Kec Kragilan Kab Serang Banten, Rabu (8/10/2025).
Menurut Mansur selaku RT 15/05 untuk ijin hanya sekedar ucapan lisan tidak berupa surat bahwa tanah wakaf masyarakat akan di garap untuk akses jalan perumahan dengan kepemilikan tanah wakaf milik masyarakat jumlah 1000 akan diganti 2000 meter Mansur bersama masyarakat sekitar geram dan menurut Mansur jika pihak developer khususnya Ardianto tidak itikad baik dan tidak bertanggung jawab untuk mengganti tanah wakaf yang dijanjikan maka masyarakat akan menutup paksa akses jalan pembangunan perumahan
“Koordinasi secara lisan dengan masyarakat saat persetujuan tanah wakaf yang digarap 1000 meter akan diganti 2000 meter dan emang ada kondensasi ke mushola sebesar 2.000.000 pada saat itu untuk proyek jalan ke perumahan pas mau magrib dan sesudah magrib saya kumpulin masyarakat ke mushola untuk di musyawarahkan setuju atau tidak tanah wakaf ini untuk dipindahkan untuk buat jalan perumahan dan kata masyarakat yang ada makamnya gak setuju satu orang pun kalo tidak ada makamnya silahkan ,” Ucap Mansur.
Masih bersama mansur bahwa pembangunan perumahan tersebut tidak ada ijin kesepakatan tertulis bersama masyarakat
“Informasi dulu sebelum pembangunan masyarakat dikumpulkan ditengah hutan bukan di rumah atau musholla, kalo untuk garapan sih silahkan saja yang penting kesepakatan yang 1000 meter diganti 2000 beserta dipagar dan di suratin ternyata sampai sekarang tidak ada lagi informasi tersebut dari pihak perumahan, sampai sekarang tidak ada yang datang lagi ke kami dari pihak perumahan, Ardianto pihak pengembang tau namanya saja orangnya tidak tahu yang datang ke saya itu kang semeto gak tau dia sebagai apa dari pihak perumahan dulunya dia RW sekarang sudah bukan tujuannya minta ijin menggarap lokasi tanah wakaf ini dan pemilik tanah wakaf ini Milik masyarakat pasir gebang, Kami sebagai masyarakat ingin atas perjanjian dahulunya tanah wakaf diganti tanah wakaf juga 1000 meter diganti 2000 meter itu perjanjiannya terus dipagar sampai beres dan berserta suratnya tapi ternyata sampai sekarang belum ada bahkan ini juga terkatung katung pekerjaannya PT nya ini, kalo tidak diganti juga kami semua masyarakat akan menutup total saat pengerjaan aja gak ada ijin sama kami ,” Imbuhnya
Sambung Salah satu pegawai Desa Kendayakan menceritakan pada wartawan bahwa pembangunan perumahan PT Winston intan Natura sejahtera (Winstera serang) tidak ada ijin ke desa Kendayakan
“Tidak ada koordinasi ke Desa seharusnya dikumpulkan dulu tiga desa Kendayakan, undar Andir , dukuh karena desa Kendayakan dan dukuh akses lintasan jalan desa ini gak ada konfirmasi sama sekali informasinya ini untuk pembangunan perumahan dan pemilik perumahan tersebut tidak ada yang datang ke desa untuk tembusan pembangunan, untuk pengembang Ardianto dari Tangerang,” ujar Hedi.
Menurut Hedi seharusnya pihak developer datang dan koordinasi dengan pihak desa dalam pembangunan perumahan
“Harusnya datang ke kantor desa untuk ijin akses jalan intinya harus ada musyawarah biar enak, kalo proyek berjalan terus dan tidak ada ijin dengan Desa kami bersama masyarakat akan stop aktivitas yang melewati jalan milik desa Kendayakan,” Ucapnya
Sutinem salah satu pedagang dibelakang sekolahan yang akses jualan bersampingan dengan proyek perumahan merasa rugi pasalnya proyek pembangunan perumahan saat hujan lumpur turun dan membuat banjir tempat usahanya, Sutinem sampe rugi 2 hari tidak berjualan
” Kalo hujan ini banjir lumpur masuk semua kami gak bisa jualan dari pihak perusahaan ada sekali datang saya dikasi uang 200.000 buat beli piber sama pak sameto sebelum pembangunan tidak ada informasi, ” ucapnya
“Untuk pihak developer saat membangun kami minta diperhatikan juga orang orang kecil seperti kami inikan kena imbasnya tempat usaha banjir, warung rusak kemarin saya tidak jualan dua hari karna banjir , rumah saya dibelakang sini gak jauh dari proyek,” Tutup Sutinem.
(Red)