http://Gwiindonesia.co.id Kabupaten Tangerang — Suasana di Padepokan PSHT RM. Imam Koessoepangat, Lebak Wangi, Sepatan Timur, pada 4–5 Oktober 2025 lalu dipenuhi sorak semangat para pesilat dari berbagai ranting. Namun, di antara ratusan peserta yang tampil, dua nama dari PSHT Ranting Sukamulya mencuri perhatian: M. Fahri Husaini Al Ajizi dan Yuni Larasati. Sabtu (04/10/2025)
Keduanya tampil luar biasa dalam ajang Seleksi Atlet PSHT Kabupaten Tangerang Tahun 2025, hingga akhirnya dinobatkan sebagai Pesilat Terbaik Kategori Dewasa Putra dan Putri.
Prestasi ini bukan datang tiba-tiba. Di balik medali yang menggantung di dada mereka, ada kerja keras, disiplin, dan semangat pantang menyerah yang terus ditempa lewat latihan rutin di Sukamulya.
Ketua PSHT Ranting Sukamulya, Sumardi, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.
“Ini buah dari ketekunan dan latihan yang konsisten. Fahri dan Yuni sudah menunjukkan bahwa semangat persaudaraan dan latihan keras bisa membawa hasil nyata. Kami berharap prestasi ini menjadi inspirasi bagi seluruh warga PSHT Sukamulya,” ujarnya dengan penuh haru.
Bagi M. Fahri Husaini Al Ajizi, gelar pesilat terbaik bukan sekadar penghargaan, melainkan tanggung jawab untuk terus menjaga nama baik perguruan.
“Saya bersyukur bisa membawa nama Sukamulya ke tingkat kabupaten. Semoga ini jadi langkah awal untuk berprestasi lebih tinggi. Terima kasih untuk pelatih, pengurus, dan teman-teman yang selalu mendukung,” tutur Fahri dengan senyum lelah namun bangga.
Sementara itu, Yuni Larasati, sang pesilat terbaik putri, mengaku pencapaian ini adalah hasil dari keyakinan dan kerja keras bersama tim.
“Awalnya saya tidak menyangka bisa terpilih. Tapi saya percaya, selama kita sungguh-sungguh dan tidak mudah menyerah, hasilnya akan mengikuti. Saya ingin terus belajar dan berprestasi untuk membanggakan Sukamulya dan PSHT,” ungkapnya penuh semangat.
Keberhasilan dua pesilat muda ini menjadi bukti bahwa semangat juang dan nilai persaudaraan dalam PSHT masih hidup kuat di kalangan generasi muda. Lebih dari sekadar kompetisi, ajang ini menegaskan bahwa pencak silat bukan hanya soal teknik bertarung, tetapi juga tentang membentuk karakter, mental, dan rasa persaudaraan yang sejati. (Red tim)