Bengkayang,gabunganwartawanindonesia.co.id-Kalbar, – Disen Sanggup, S.H., adalah musisi, arranger, dan artis asal Kabupaten Bengkayang yang dikenal luas karena dedikasinya melestarikan musik dan budaya Dayak. Lahir di Serukam pada 26 Desember 1980, bakat seni yang dimilikinya merupakan warisan dari kedua orang tuanya”,Ucap Disen Sanggup,SH. Kepada Jurnalis gabunganwartawanindonesia.co.id Juma’at 08/08/2025.
Ayahandanya, M. Repen Sanggup, adalah pemain organ Gereja PIBI Serukam yang dilatih langsung oleh misionaris dari Amerika Serikat, sekaligus dirigen paduan suara gereja bersama sang ibu sejak 1975 hingga 1990.
Sejak duduk di kelas 3 SD, Disen sudah menguasai gitar dan piano tingkat dasar berkat didikan ayahnya. Setelah orang tuanya pensiun dari RSU Bethesda Serukam dan pindah ke Pontianak, Disen melanjutkan sekolah di SMP Negeri 15 Pontianak. Masa remaja hingga SMA dihabiskannya bermain musik di gereja-gereja yang memerlukan pengiring ibadah setiap Minggu.
Tahun 1999, Disen melanjutkan studi di Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura dan lulus pada 2003 dengan gelar Sarjana Hukum. Profesi utamanya adalah pengacara/penasihat hukum setelah menempuh PKPA di FERARI, salah satu organisasi advokat di Indonesia. Di sela perkuliahan, ia juga mengasah keterampilan musik melalui pendidikan tiga tahun di Maestro Music School Pontianak.
Minatnya pada musik daerah mulai berkembang serius pada tahun 2000. Bersama beberapa musisi Pontianak, ia menciptakan lagu-lagu Dayak yang dirilis antara 2002–2005. Album perdana Dayak Kanayatn yang dirilisnya terjual hingga 5.000 keping VCD di Kabupaten Bengkayang.
Kesuksesan ini membuatnya dipercaya sejumlah tokoh Dayak Bakati — termasuk Suryadman Gidot, M.Pd., Martinus Kajot, S.M., Fransikus, M.Pd., dan Yosua Sugara, S.E., M.M. — untuk mengaransemen dan menciptakan 12 lagu perdana Dayak Bakati.
Proyek tersebut melahirkan Album Perdana Dayak Bakati pada 2006, yang dikerjakan hanya dalam enam bulan. Lagu-lagu seperti Barape Sawa, Ko’ Suke Mu’, Adat Basea, Paparuga, Pusutn Pangama, Nasib Idup Ko, Uwu Uwu Ambu, dan Sabal Ate menjadi hits, dengan penjualan mencapai 10.000 keping di seluruh Bengkayang. Periode 2006–2010 menjadi masa keemasan Disen Sanggup di dunia musik daerah.
Hingga kini, Disen kerap diundang di berbagai acara budaya seperti Barape Sawa, Maka Dio, Ngarantek Sawa, dan Naik Dango, yang selalu disaksikan ribuan penonton.
Ia juga mendirikan Artis Muda Entertainment, manajemen artis yang menjadi wadah pengembangan penyanyi muda di Bengkayang. Dengan studio rekaman mini miliknya, ia merangkap sebagai pencipta lagu, arranger, editor audio, hingga sutradara video klip.
Bagi Disen Sanggup, musik adalah bagian dari identitas dan warisan budaya Dayak. Melalui karyanya, ia tidak hanya menghibur, tetapi juga menjaga agar seni musik tradisi tetap hidup di tengah generasi muda.
Pewarta : Rinto Andreas